Sistem kelistrikan terdiri atas tegangan, arus dan hambatan. Tegangan terjadi karena adanya beda potensial antara 2 kutub. Sedangkan arus listrik terjadi karena perpindahan muatan listrik antara dua kutub yang mempunyai beda potensial. Bila perpindahan muatan listrik tersebut melalui penghantar, maka secara umum penghantar tersebut memiliki hambatan atau resistansi.
Sistem kelistrikan secara umum ada 2 macam yaitu sistem listrik DC (direct current) atau arus searah dan sistem listrik AC (alternating current) atau arus bolak-balik.
Sistem DC (Arus Searah)
Adalah sistem kelistrikan dimana muatan aliran listriknya adalah searah atau terjadi pada arah yang sama. Contoh sistem DC adalah peralatan yang menggunakan battery atau accu sebagai sumber dayanya. Hal paling penting dalam sistem DC adalah kutub positif (+) dan negatif (-) yang tidak boleh terbalik.
Sistem AC (Arus Bolak-Balik)
Sistem kelistrikan ini berbentuk gelombang sinusoidal dimana polaritasnya berubah-ubah antara kutub positif dan negatif. Sistem kelistrikan ini sangat umum dipakai. Suplai listrik dari PLN menggunakan sistem AC. Hal yang membedakan dengan sistem DC adalah kutub positif (+) dan negatif (-) boleh terbalik. Contohnya adalah ketika colokan listrik dipasang pada stop kontaknya, dibolak-balik tidak masalah.